RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE
(Sebagai Salah Satu
Tugas Akhir Mata Kuliah Media Pembelajaran)
Dosen Pembina Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd
|
Oleh :
ZAKARIA
1203699
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut landasan behavioristik, belajar merupakan
transmisi pengetahuan dari expert ke novice.
Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam
pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyakbanyaknya ke
kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima
pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Praktek pendidikan yang
berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga
akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan
kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapaihigher order
thinking.
Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar
dapat melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan
akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau merubah
pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et.al., 2002).
Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan sebagai
prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara
pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses
akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi
sebagai akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan
prakonsepsinya.
Tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi
sosial, dan teori sains sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan (Dole & Sinatra, 1998). Siswa sendiri yang melakukan perubahan
tentang pengetahuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai
fasilitator, mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses
perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding,
sehingga siswa dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna
dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang
efektif, tetapi siswa sendiri yang memanjat melalui tangga tersebut untuk
mencapai pemahaman yang lebih dalam. Berdasarkan paradigma konstruktivisme
tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instructionmenempati
posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan ivent belajar
secara optimal. Ivent belajar yang optimal merupakan salah
satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula.
Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan
yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang
mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahimet.al.,
2001). Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme
guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus
mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar
siswa (Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat
belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga
memudahkan siswa belajar.
Dampak perkembangan Iptek terhadap proses
pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku
teks, modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext,
web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan
berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya.
Latuheru (1988) dalam Hamdani, 2005: menyatakan
bahwa (1) media pembelajaran berguna menarik minat siswa terhadap materi
pembelajaran yang disajikan, (2) media pembelajaran berguna dalam hal
meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi yang disajikan, (3) media pembelajaran
mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya.
Heinich, Malenda, Russel (1982) dalam Ilda
Prayitno (1989) (dalam Hamdani 2005: 9) mengemukakan keuntungan penggunaan media
dalam pembelajaran adalah :
1. Membangkitkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang
bersifat konseptual,
sehingga
mengurang kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya.
2. Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran.
3. Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang
merangsang aktivitas dirisendiri untuk belajar.
4. Dapat mengembangkan jalan pikiran yang
berkelanjutan.
5. Menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak
mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses belajar
mendalam dan beragam.
Dalam melakukan proses
pembelajaran yang baik seorang guru harus melakukan perencanaan yang
matang terhadap keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran sehingga
akan tampak jelas apa saja aspek-aspek yang terlibat dalam pembelajaran
tersebut, baik dari segi audiens atau peserta didik, tujuan pembelajaran, media
yang akan digunakan dll. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan minat siswa,
memberikan materi baru, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran maupun
praktek, memeberikan penialian terhadap pemahaman siswa dan memberikan tindak
lanjut yang relevan.
B. MEDIA PEMBELAJARAN
Bruner (1966) mengungkapkan
ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive (pengalaman
langsung), iconic (pengalaman piktorial atau gambar),
dan symbolic (pengalaman abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena adanya
interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami
sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk
memahami apa dan bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung,
untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara langsung mengerjakan atau membuat
cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang
mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video.
Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca
atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang mencangkok
atau dengan pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas,
maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi
aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat
indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran),
semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang
disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik),
maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan
berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu
“perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan sumber
pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.
Media pembelajaran merupakan
suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam
kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching
aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal.
Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman
kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual,
seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh
karena itu dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media
tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya,
dan evaluasinya.
Dengan kemajuan teknologi di
berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat
ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan
semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup
penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan
apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu
dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran
media pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini
memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan
di sekitar pebelajar.
C. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Efektivitas proses belajar
mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media
pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan
metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan.
Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan
tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan
dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar,
dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan
menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar,
rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi
media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang
digunakan.
Pemanfaatan media dalam
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa
penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu.
Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan
pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini
dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar.
D. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada banyak klasifikasi media
pembelajaran yang dikemukakan para ahli diantaranya: Rudy Bretz,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa
gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan
antara media siar (telecommunication) dan media rekam(recording).
Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8
kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media
audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi
gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Sedangkan Gagne, Briggs,
Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih
berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya
sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki
belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti:
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media
menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media
dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah:
objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak,
pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film
(16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan perkembangan teknologi,
maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan
teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad
(2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi
cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis
komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan
Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional
berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio,
penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak,
permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa
media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis
mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).
Dari beberapa pengelompokkan
media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat
suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang baku.
Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup
segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau
memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang
sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang
ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi
tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media
yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan,
fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media
yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
E. MODEL ASSURE
Teknologi dan media yang kita
digunakan dalam pembelajaran akan menjadi efektif apabila ada “klik” atau pas
antara karakteristik pembelajarnya (audiens) dengan metode, media, dan bahan
yang digunakan.
Untuk mewujudkan hal
tersebut di atas perlu adanya perencanaan yang efektif. Perencanaan yang
efektif harus dimulai dengan perencanaan sistematik. Salah satu model yang
ditawarkan sebagai langkah-langkah dalam proses perencanaannya adalah model
ASSURE. Dengan model ini diharapkan kita dapat memilih jenis media yang tepat
dalam proses pembelajaran (walaupun tidak menutup kemungkinan untuk digunakan
pada konteks yang lain, contoh : seminar, penyuluhan, dll).
A = Analize Learners
(Analisa Siswa)
S = State Objjectives
(Menetapkan Tujuan)
S = Select Method,
Media and Materials (Memilih Metode, Media dan Bahan-bahan
U =Utilize Media and
Materials (Menggunakan Media dan Bahan-bahan)
R = Require Learners
Participation (Membutuhkan Partisipasi Siswa)
E = Evaluate and Revise
(Evaluasi dan Revisi)
Berikut uraian tentang model ASSURE :
1.
Analize Learner
(Analisis Siswa)
Menganalisa pembelajar adalah salah satu faktor yang wajib hukumnya untuk
dilakukan sebelum kita melaksanakan sebuah pembelajaran. Ada 3 hal yang semestinya diperhatikan dalam
menganalisa pembelajar :
· Karakteristik
Umum
Yang termasuk dalam
karakteristik umum adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, dan
faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun
kita dalam memilih metode dan media untuk pembelajaran. Sebagai contoh, apabila
pembelajar.
a. memiliki kemampuan membaca di bawah standar, maka
akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam format tercetak
(nonprint media).
b. kurang tertarik terhadap materi yang disajikan,
diatasi dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang tinggi,
seperti : penggunaan video tape, permainan simulasi, dll.
c. baru pertama kali melihat atau mendapat konsep
yang disampaikan, lebih baik menggunakan cara atau pengalaman langsung (realthing).
Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual saja sudah dianggap cukup.
d. heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang
dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar seperti menggunakan video
tape.
· Spesifikasi Kemampuan Awal
Berhubungan dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pembelajar sebelumnya. Informasi ini
dapat kita temukan bila kita memberikan entry test/entry behavior kepada
pembelajar sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry
test ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan
tidak perlu lagi disampaikan kepada pembelajar.
· Gaya
Belajar
Gaya belajar berasal atau
timbul dari adanya kenyamanan yang kita rasakan (secara psikologis dan
emosional) saat kita menerima dan berinteraksi dengan lingkungan belajar,
karena itu muncul modalitas dalam belajar (audio, visual, dan kinestetik).
2. State
Objjectives (Menetapkan Tujuan)
Perumusan tujuan ini berkaitan dengan apa yang ingin dicapai.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perumusannya adalah :
a)
Tetapkan ABCD
A (audiens –
instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan
pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar), B (behavior –
kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar
setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions –
kondisi pada saat performans sedang diukur), D (degree – kriteria
yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).
b)
Mengklasifikasikan Tujuan
Maksud dari mengklasifikasikan tujuan disini adalah
untuk menentukan pembelajaran yang akan kita laksanakan lebih cenderung ke
domain mana ? kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal.
c)
Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam
menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak
memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti
memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam
menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu)
3. Select
Method, Media and Materials (Memilih Metode, Media dan Bahan-bahan)
Yang perlu digarisbawahi
dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang lebih
dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat
menyenangkan/menjawab kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh.
Penggunaan media tidak harus
diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih media kita
harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya. Jangan
sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau mempersulit kita dalam
pentransferan pengetahuan kepada pembelajar.
Materi/bahan yang kita
gunakan dalam proses pembelajaran, bisa yang sudah siap pakai, hasil modifikasi
kita, atau hasil desain baru. Bagaimanapun caranya kita mengumpulkan materi, pada
intinya adalah materi tersebut harus sesuai dengan tujuan dan karakteristik si
pembelajar.
4. Utilize
Media and Materials (Menggunakan Media dan Bahan-bahan)
Sebelum kita memanfaatkan
media dan bahan yang ada, alangkah bijaksananya jika kita melaksanakan “ritual”
seperti :
a) mengecek
bahan (masih layak pakai atau tidak)
b) mempersiapkan
bahan
c) mempersiapkan
lingkungan belajar
d) mempersiapkan
pembelajar
e) menyediakan
pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)
5. Require
Learners Participation (Membutuhkan Partisipasi Siswa)
Dalam mengaktifkan
pembelajar di dalam proses pembelajaran alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya.
Berikut adalah gambaran dari adanya sentuhan psikologis dalam proses
pembelajaran :
a) behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai
dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang ditampakkan pembelajar.
b) kognitifis, karena informasi
yang diterima pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
c) konstruktivis, karena
pengetahuan yang diterima pembelajar akan lebih berarti dan bertahan lama di
kepala jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses
pembelajaran.
d) Sosial, karena feedback atau
tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat
dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima
dan juga sebagai support secara emosional.
6. Evaluate
and Revise (Evaluasi dan Revisi)
Evaluasi dan mereview adalah hal yang lazim dilakukan untuk
melihat seberapa jauh media dan teknologi yang kita pilih/gunakan telah
menghasilkan tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi
akan timbul pertanyaan : apakah media dan teknologi yang kita pilih tetap bisa
digunakan, dimodifikasi, ataupun tidak digunakan sama sekali.
BAB II
RANCANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS ASSURE
PADA MATA PELAJARAN TIK
DI MTsN Langgam Kinali
A. Analisis
Siswa
Pada MTsN Langgam Kinali rata-rata muridnya
berekonomi menengah,
sebahagian siswa berasal dari keluarga petani dan sebahagian lagi berasal dari
keluarga pegawai, pedagang. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 120 orang, rata-rata setiap lokal ada sekitar 30 orang siswa.
Pembelajaran TIK merupakan pembelajaran yang sangat digemari oleh siswa,
karena keterbatasan sarana dan prasarana siswa lebih banyak mendengarkan materi dari guru dan kurang dalam
melakukan praktek pembelajaraan.
Siswa kelas VII ini pada umumnya sudah mengenal komputer dari
lingkungan sosial dan lingkungan diluar sekolah, ada beberapa siswa yang sudah
memiliki perangkat komputer dirumahnya. Mereka sudah sangat erat dengan
yang namanya komputer karna selain disekolah dan komputer yang ada dirumah
siswa juga dapat menggunakannya di rental komputer, siswa juga sudah akrab
sekali dengan dunia internet seperti pemanfaatan Situs jejaring sosial
seperti facebook yang selama ini booming dikalangan anak-anak sekolah, games-games online, twiter dll. Tapi kebanyakan kegiatan yang mereka
lakukan di komputer dan internet itu bersifat hiburan atau enternaine, sedikit
sekali yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Keingintahuan siswa sangat tinggi, sehingga tak jarang dalam kegiatan
belajar siswa banyak bertanya. Tidak hanya berhubungan dengan pelajaran tetapi
juga berhubungan dengan pengalaman mereka dengan komputer terutama internet.
B. Tujuan
Tujuan pembelajaran ditulis berdasarkan kemampuan awal siswa. Rata-rata
kemampuan awal anak-anak disini masih sangat minim sehingga tujuan pembelajaran
dirumuskan berdasarkan pengetahuan anak bukan berdasarkan kemampuan anak.
C. Memilih metode media dan materi
Setelah mengetahui karakter
pembelajar dan tujuan pembelajaran. Maka tahap selanjutnya ialah membuat
jembatan untuk menghubungkan keduanya. Jembatan tersebut ialah metode, media
dan bahan pembelajaran. Ada tiga option dalam memilih bahan pembelajara, yaitu:
a. Memilih bahan pembelajaran yang sesuai
b. Memodifikasi bahan pembelajaran yang ada
c. Merancang bahan pembelajaran baru
media yang digunakan adalah
media yang hanya tersedia
disekolah, diantaranya
komputer, OHP dan buku teks pembelajaran
D. Pengguaan
Setelah memodifikasi atau
mendesain bahan pembelajaran tahap selanjutnya ialah membuat perencanaan
penggunaan bahan pembelajaran tersebut dalam mengimplementasikan metode yang
digunakan. Penggunaan lebih banyak dilakukan oleh guru karena kurangnya
pengalaman siswa dalam menggunakan media yang ada. Sebelum siswa menggunakan
media yang ada terlebih dahulu guru harus memperkenalkannya kepada siswa.
E. Partisipasi pebelajar
Untuk lebih efektif dalam
penggunaan bahan pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan pemelajar. Karena
siswa disini terlihat sangat aktif karena keingin tahuannya maka untuk
meningkatkan minat belajarnya selian dilakukan kegiatan praktikum juga
dilakukan kegiatan diskusi dan debat. Hal ini dapat memcu siswa agar lebih
kreartif dalam belajar
F. Evaluasi
Setelah pembelajaran,
penting untuk dilakukan evaluasi tentang dampak dan efektivitas penggunaan
media dan bahan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan berupa tes formatif dan
sumatif yang berbentuk uraian dan essai. Untuk ujian praktek belum memungkinkan
ilakukan karena kekurangan alat praktikum dan keterbatasan anak dalam
mengembanghkan pelajaran karena baru pertama kali mengikuti.
DESAIN PENGEMBANGAN RPP DENGAN METODE ASSURE
RENCANA
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ASSURE
Sekolah : MTsN Langgam Kinali
Mata Pelajaran : Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Kelas /
Semester : VII
/ 1
Alokasi
Waktu : 4 jam pelajaran (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 1. Memahami
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan prospeknya di
masa mendatang
Analyze
Learner
Peserta :
Murid kelas VII Semester MTsN Langgam
Kinali
Prasyarat :
Siswa sudah mengenal peralatan Teknologi Informasi an komunikasi
Siswa telah menyelesaikan mata pelajaran sebelumnya
Gaya Belajar :
Menggunakan metode diskusi, Tanya jawab dan
pemberian tugas dalam kegiatan belajarnya. Kegiatan belajarnya belum banyak
prakteknya.
State
Objectives
Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi
informasi dan komunikasi.
Indikator
:
Memahami penggunaan
telegraf, telepon, faksmile, televisi, radio, telepon
bergerak, komputer dan Internet, dan peranan masing-masing dalam menyampaikan
informasi.
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa mampu mengidentifikasi berbagai peralatan
teknologi telekomunikasi
2.
Siswa memahami karateristik dasar dan
penggunakan teknologi telekomunikasi
3.
Siswa mengenal berbagai jenis komputer dan
penggunaanya sebagai sebuah perangkat TIK
4.
Siswa mengenal Internet sebagai sebuah perangkat TIK
Select
Methods, Media and Materials
1.
Model dan metode
pembelajaran
a. Model Pembelajaran : Pembelajaran
Langsung (D.J.)
Pembelajaran Kooperatif
(C.L.)
b.
Metode : Diskusi
Kelompok
Debat
Game
2. Media
LCD, Komputer, OHP
(cadangan), White board (untuk menulis hasil tanyajawab)
3. Bahan Ajar
Bahan ajar yang disediakan
guru
Buku paket untuk belajar
siswa
Utilize
Media and Materials
1. Preview the Materials.
Guru mempersiapkan materi
ajar dan mengecek kembali file presentase yang akan diajarkan sesuai dengan
urutan serta yakin bahan-bahan tayangan telah lengkap
2. Prepare the Materials.
Mempersiapkan materi berupa handout, file
presentasi
Mempersiapkan spidol
Mengecek ulang dan siapkan kertas transparan
3. Prepare Environment.
a. Mengecek seluruh peralatan (Komputer, LCD, OHP,
Spidol, dll.) yang ada di kelas sebelum memulai KBM, sesuai dengan kebutuhan
selama KBM
b. Memberitahukan kepada petugas piket tentang
adanya diskusi kelompok dan mendiskusikan penataan ruangnya.
4. Prepare the Learners.
a.
Memberikan rasa
nyaman pada peserta dengan pertanyaan ringan sebagai alat untuk memfokuskan
perhatian peserta
b.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran, memberikan handout, jelaskan agenda
pembelajaran selama KBM
c.
Membuat
kesepakatan, pembagian waktu dan Proses pembelajaran
5. Provide Learning Experience
a.
Sesi awal
perkenalan
b.
presentasikan
konsep-konsep
c.
ada kesempatan
diskusi, sharing
d.
pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru
Require
Learner Participation
a. Peserta belajar, diajak berpartisipasi dengan
b. Menjawab pertanyaan,
c. Partisipasi
d. Diajak Menjawab pertanyaan agar melibatkan
seluruh peserta dalam pembelajaran
e. komunikasi 2 arah
f. umpan balik
Instruktur/fasilitator
libatkan peserta
dalam pembelajaran
lakukan
komunikasi 2 arah
lakukan upaya
umpan balik
Evaluate
and Revise
1. Penilaian Belajar
Bentuk :
a. tes obyektif
b. Essay
c. menyimpulkan materi pelajaran
2. Bahan Ajar berupa hand out dari guru
Diminta tanggapan siswa
tentang bahan ajar yang telah diberikan oleh guru berupa hand out.
3. Penilaian program /KBM
Siswa diminta untuk mengkoreksi kegiatan belajar yang telah dilakukan.
RENCANA
PEMBELAJARAN DENGAN METODE ASSURE
Sekolah : MTsN Langgam Kinali
Mata Pelajaran : Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Kelas /
Semester : VII
/ 1
Alokasi
Waktu : 4 jam pelajaran (2 x
pertemuan)
Analyze
Learner
Peserta :
Murid kelas VII Semester 1 MTsN
Langgam Kinali
Prasyarat :
a. Siswa sudah mengenal peralatan Teknologi
Informasi an komunikasi
b. Siswa telah menyelesaikan mata pelajaran
sebelumnya
Gaya Belajar :
Menggunakan metode diskusi, Tanya jawab dan
pemberian tugas dalam kegiatan belajarnya. Kegiatan belajarnya belum banyak
prakteknya.
State
Objectives
Kompetensi Dasar :
1.2 Mendeskripsikan sejarah perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi dari masa lalu sampai sekarang
Indikator :
1.
Menceritakan perkembangan teknologi komunikasi,
telegraf, telepon, radio, televisi dan komputer.
2.
Memahami pengaruh kemajuan TIK terhadap cara manusia
berkomunikasi
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa mengetahui
berbagai cara komunikasi pada jaman prasejarah
2.
Siswa memahami
perkembangan sejarah telegraf, telepon, radio dan televisi.
3.
Siswa memahami perkembangan sejarah komputer dan
hal-hal yang mempengaruhinya.
Select
Methods, Media and Materials
Model dan metode pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung (D.J.)
Pembelajaran Kooperatif (C.L.)
Metode : Diskusi
Kelompok
Media
LCD, Komputer, OHP (cadangan), White board (untuk
menulis hasil tanyajawab)
Bahan Ajar
Bahan ajar yang disediakan guru
Buku paket untuk belajar siswa
Utilize
Media and Materials
1.
Preview the Materials.
Guru
mempersiapkan materi ajar dan mengecek kembali file presentase yang akan
diajarkan sesuai dengan urutan serta yakin bahan-bahan tayangan telah lengkap
2.
Prepare the
Materials.
Mempersiapkan materi
berupa handout, file presentasi
Mempersiapkan spidol
Mengecek ulang
dan siapkan kertas transparan
3.
Prepare Environment.
Mengecek seluruh
peralatan (Komputer, LCD, OHP, Spidol, dll.) yang ada di kelas sebelum memulai
KBM, sesuai dengan kebutuhan selama KBM
Memberitahukan
kepada petugas piket tentang adanya diskusi kelompok dan mendiskusikan penataan
ruangnya.
4.
Prepare the
Learners.
Memberikan rasa
nyaman pada peserta dengan pertanyaan ringan sebagai alat untuk memfokuskan
perhatian peserta
Menjelaskan
tujuan pembelajaran, memberikan handout, jelaskan agenda
pembelajaran selama KBM
Membuat
kesepakatan, pembagian waktu dan Proses pembelajaran
5. Provide Learning Experience
Sesi awal
perkenalan
Presentasikan konsep-konsep
Ada kesempatan
diskusi, sharing
Pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru
Require
Learner Participation
Peserta belajar, diajak berpartisipasi dengan
Menjawab pertanyaan
Berpartisipasi
Diajak Menjawab pertanyaan
agar melibatkan seluruh peserta dalam pembelajaran
Komunikasi 2 arah
Umpan balik
Instruktur/fasilitator
a. libatkan peserta dalam pembelajaran
b. lakukan komunikasi 2 arah
c. lakukan upaya umpan balik
Evaluate
and Revise
1. Penilaian Belajar
Bentuk :
a. Tes obyektif
b. Essay
c. Menyimpulkan materi pelajaran
2. Bahan Ajar berupa hand out dari guru
Diminta tanggapan siswa tentang bahan ajar yang
telah diberikan oleh guru berupa hand out.
3. Penilaian program /KBM
Siswa diminta untuk
mengkoreksi kegiatan belajar yang telah dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
B.
KESIMPULAN
Dalam awal perkembangannya, media
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat
bantu mengajar bagi guru(teaching aids). Sebagai alat bantu dalam
mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Dengan kemajuan teknologi di
berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat
ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan
semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses
belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran
dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin
tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan
kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi
sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar
pebelajar.
Agar penggunaan media tepat
guna maka diperlukan perencanaan yang matang dalam penggunaannya dalam
pembelajaran. Salah satu model perencanaan media pembelajaran adalah model
ASSURE, model ini memberikan kita panduaan untuk memperhatikan segala aspek
yang mempengaruhi keefektifan penggunaan media pembelajaran. Mulai dari
analisis siswa, menetapkan tujuan, memilih media, metode dan materi,
menggunakan media, metode dan materi, merangsang partisipasi siswa
dan yang terakhir evaluasi dan revisi.
C.
SARAN
Diharapkan kepada guru untuk
menggunakan model ASSURE ini dalam membuat perencaan mmenggunakan media dalam
pembelajaran, agar media pembelajaran tersebut tepat guna dan sesuai dengan
kondisi siswa, lingkungan dan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. H. 1987. Pemilihan
dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: Yusufhadi
Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Arsyad, A. 2002. Media
Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gagne, R. M. 1985. The
Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed.
New York: CBS College Publishing.
Gagne, R.M., Briggs, L.J
& Wager, W.W. 1988. Principles of Instruction Design, 3rd ed.
New York: Saunders College Publishing.
Heinich, R., Molenda, M.,
& Russel, J.D. 1993. Instructional Media and the New Technologies
of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing
Company.
Sadiman, A.S., Rahardjo, R.,
Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian,
pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Sharon E. Smaldino, Dkk.
2008. Instructional Technologi And Media For Learning, Ninth Edition.
Ohio: Upper Saddle River.
Sudjana, N. & Rivai, A.
1992. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar