Sabtu, 11 Mei 2013

SIKLUS BELAJAR


      A.    PENDAHULUAN
Pada tahun 1960-an, Robert Karplus dan rekannya mengusulkan dan menggunakan model pembelajaran berdasarkan karya Piaget. Model ini akhirnya akan disebut Siklus Belajar. (Atkin & Karplus, 1962). Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa siklus belajar sebagai model pengajaran jauh lebih unggul daripada model transmisi pasif di mana siswa penerima pengetahuan dari guru mereka (Bybee, 1997). Sebagai model pembelajaran, siklus pembelajaran memberikan pengalaman belajar aktif yang direkomendasikan oleh Standar Pendidikan Sains Nasional (National Research Council, 1996).
Siklus belajar yang digunakan dalam rencana pembelajaran terdapat lima langkah, yaitu Engagement, Eksplorasi, Penjelasan, Elaborasi dan Evaluasi (Bybee, 1997).  Setiap siklus, benar-benar ada proses akhir. Setelah berakhir elaborasi, keterlibatan siklus belajar berikutnya dimulai. Evaluasi bukan langkah terakhir. Evaluasi terjadi dalam semua empat bagian dari siklus belajar.


         B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pendekatan Siklus Belajar
Salah satu strategi pembelajaran yang menerapkan model konstruktivisme adalah pendekatan siklus belajar (Learning Cycle). Siklus belajar merupakan suatu pengorganisasian yang memberikan kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru dan untuk menata ulang pengetahuan siswa (Santoso, 2005: 34). Sedangkan menurut Ali (1993) siklus belajar adalah proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur.
Aksela (2005) menyatakan dalam siklus belajar suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa harus dapat membangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri karena tugas seorang guru hanyalah memfasilitasi.
2.      Proses Siklus Belajar
Pada perkembangannya tahapan siklus belajar dari yang paling sederhana dikenal dengan tiga fase, selanjutnya dikenal siklus belajar lima fase, dan yang terakhir dikenal siklus belajar enam fase. Siklus belajar tiga fase terdiri dari fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Siklus belajar lima fase terdiri dari fase engagement (melibatkan), explotation (menyelidiki), explanation (menjelaskan), elaboration/ extention (merinci), dan evaluation (evaluasi) (Bybee dalam Hanuscin dan Lee, 2007: 46).
Sedangkan model pembelajaran siklus belajar enam fase  yang dikembangkan oleh Johnston (2001) dalam bukunya Principle of Constructivist Learning terdiri dari fase: identifikasi, mengakses (invite), menyelidiki (ekplorasi), menjelaskan (explain), merinci (elaborate), dan menilai (evaluasi) (Santoso, 2005:43 ).
3.      Manfaat Pendekatan Siklus Belajar
Adapun manfaat pendekatan siklus belajar adalah:
a.       Pendekatan siklus belajar memberikan suatu format untuk perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan pengalaman langsung yang diakhiri dengan penguasaan konsep ilmiah dan diakhiri dengan pengayaan konsep.
b.      Pendekatan siklus belajar menggunakan tipe empirik-induktif dalam pengajaran yang menggambarkan sebuah strategi yang dapat memberi siswa kesinambungan terhadap konsep-konsep yang menjembatani disiplin IPA dan teknologi.
c.       Pendekatan siklus belajar memberikan pengalaman konkrit pada siswa yang diperlukan untuk mengembangkan penguasaan konsep.
d.      Pendekatan siklus belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan teman-temannya.
e.       Pendekatan siklus belajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan konsep atau gagasan yang telah mereka miliki dan menguji serta mendiskusikan gagasan tersebut secara terbuka.
f.       Pendekatan siklus belajar memudahkan siswa memahami konsep yang diajarkan. Mereka memperoleh pengalaman nyata yang diperlukan untuk mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut.
g.      Dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan penerapan pendekatan daur belajar, siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, yang dapat diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang beragam seperti mendengar, melihat, mencium, meraba, merasakan dan mengolah ide serta kegiatan lainnya. Semua aktivitas tersebut dapat dikembangkan melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim Instruktur Pemantapan Guru Matematika (Tim Instruktur PKG Matematika dalam Nugrahawati, 2006: 17).
4.      Deskripsi dari setiap bagian siklus belajar (Learning Cycle)
a.       Engagement (keterlibatan): Keterlibatan (engagement) adalah waktu ketika guru berada di tengah kegiatan pembelajaran. Guru menciptakan masalah, menilai pengetahuan awal siswa, membantu siswa membuat hubungan, dan menginformasikan melangkah ke tahap selanjutnya.
b.      Exploration (Eksplorasi):Siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah. Guru memastikan para siswa mengumpulkan dan mengatur data mereka untuk memecahkan masalah. Para siswa
c.       Explanation (Penjelasan): Pada fase proses ini, siswa menggunakan data yang mereka kumpulkan untuk memecahkan masalah dan melaporkan apa yang mereka lakukan dan mencoba untuk mencari tahu jawaban atas masalah yang disajikan. Guru juga memperkenalkan kosa kata baru, frasa atau kalimat untuk label apa yang siswa sudah tahu.
d.      Elaboration (Elaborasi): Guru memberi siswa informasi baru yang lebih luas apa yang mereka telah pelajari di bagian-bagian awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru juga menciptakan masalah agar siswa mampu memecahkan masalah dengan menerapkan apa yang telah mereka pelajari
e.       Evaluation (Evaluasi): Guru dapat mengadakan evaluasi dengan tes pada akhir setiap tahap.

Referensi :
Pendekatan siklus belajar. http://www.pendekatan siklus belajar.26/10/2012

Jhonson dkk. Circles of learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar