A.
PENDAHULUAN
Pada
tahun 1960-an, Robert Karplus dan rekannya mengusulkan dan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan karya Piaget. Model ini akhirnya akan disebut Siklus
Belajar. (Atkin & Karplus, 1962). Sejumlah penelitian telah menunjukkan
bahwa siklus belajar sebagai model pengajaran jauh lebih unggul daripada model
transmisi pasif di mana siswa penerima pengetahuan dari guru mereka (Bybee,
1997). Sebagai model pembelajaran, siklus pembelajaran memberikan pengalaman
belajar aktif yang direkomendasikan oleh Standar Pendidikan Sains Nasional
(National Research Council, 1996).
Siklus
belajar yang digunakan dalam rencana pembelajaran terdapat lima langkah, yaitu
Engagement, Eksplorasi, Penjelasan, Elaborasi dan Evaluasi (Bybee, 1997).
Setiap siklus, benar-benar ada proses akhir. Setelah berakhir elaborasi,
keterlibatan siklus belajar berikutnya dimulai. Evaluasi bukan langkah
terakhir. Evaluasi terjadi dalam semua empat bagian dari siklus belajar.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendekatan Siklus Belajar
Salah satu
strategi pembelajaran yang menerapkan model konstruktivisme adalah pendekatan
siklus belajar (Learning Cycle). Siklus belajar merupakan suatu
pengorganisasian yang memberikan kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru
dan untuk menata ulang pengetahuan siswa (Santoso, 2005: 34). Sedangkan menurut
Ali (1993) siklus belajar adalah proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur.
Aksela
(2005) menyatakan dalam siklus belajar suatu pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa
harus dapat membangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri karena tugas
seorang guru hanyalah memfasilitasi.
2. Proses
Siklus Belajar
Pada
perkembangannya tahapan siklus belajar dari yang paling sederhana dikenal
dengan tiga fase, selanjutnya dikenal siklus belajar lima fase, dan yang
terakhir dikenal siklus belajar enam fase. Siklus belajar tiga fase terdiri
dari fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Siklus belajar
lima fase terdiri dari fase engagement (melibatkan), explotation (menyelidiki),
explanation (menjelaskan), elaboration/ extention (merinci), dan evaluation (evaluasi) (Bybee
dalam Hanuscin dan Lee, 2007: 46).
Sedangkan
model pembelajaran siklus belajar enam fase yang dikembangkan oleh
Johnston (2001) dalam bukunya Principle of Constructivist Learning terdiri dari
fase: identifikasi, mengakses (invite), menyelidiki (ekplorasi), menjelaskan
(explain), merinci (elaborate), dan menilai (evaluasi) (Santoso, 2005:43 ).
3. Manfaat
Pendekatan Siklus Belajar
Adapun manfaat pendekatan siklus
belajar adalah:
a.
Pendekatan siklus belajar memberikan
suatu format untuk perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan pengalaman
langsung yang diakhiri dengan penguasaan konsep ilmiah dan diakhiri dengan
pengayaan konsep.
b.
Pendekatan siklus belajar
menggunakan tipe empirik-induktif dalam pengajaran yang menggambarkan sebuah
strategi yang dapat memberi siswa kesinambungan terhadap konsep-konsep yang
menjembatani disiplin IPA dan teknologi.
c.
Pendekatan siklus belajar memberikan
pengalaman konkrit pada siswa yang diperlukan untuk mengembangkan penguasaan
konsep.
d.
Pendekatan siklus belajar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan teman-temannya.
e.
Pendekatan siklus belajar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan konsep atau gagasan yang telah
mereka miliki dan menguji serta mendiskusikan gagasan tersebut secara terbuka.
f.
Pendekatan siklus belajar memudahkan
siswa memahami konsep yang diajarkan. Mereka memperoleh pengalaman nyata yang
diperlukan untuk mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut.
g.
Dalam meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa dengan penerapan pendekatan daur belajar, siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar mengajar, yang dapat diwujudkan dalam bentuk
aktivitas yang beragam seperti mendengar, melihat, mencium, meraba, merasakan
dan mengolah ide serta kegiatan lainnya. Semua aktivitas tersebut dapat
dikembangkan melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS). Penggunaan LKS
sebagai alat bantu pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tim Instruktur Pemantapan Guru Matematika (Tim Instruktur PKG
Matematika dalam Nugrahawati, 2006: 17).
4.
Deskripsi dari
setiap bagian siklus belajar (Learning Cycle)
a.
Engagement
(keterlibatan): Keterlibatan (engagement) adalah
waktu ketika guru berada di tengah kegiatan pembelajaran. Guru menciptakan
masalah, menilai pengetahuan awal siswa, membantu siswa membuat hubungan, dan
menginformasikan melangkah ke tahap selanjutnya.
b.
Exploration
(Eksplorasi):Siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah.
Guru memastikan para siswa mengumpulkan dan mengatur data mereka untuk
memecahkan masalah. Para siswa
c.
Explanation
(Penjelasan): Pada fase proses ini, siswa menggunakan data yang
mereka kumpulkan untuk memecahkan masalah dan melaporkan apa yang mereka
lakukan dan mencoba untuk mencari tahu jawaban atas masalah yang disajikan.
Guru juga memperkenalkan kosa kata baru, frasa atau kalimat untuk label apa
yang siswa sudah tahu.
d.
Elaboration
(Elaborasi): Guru memberi siswa informasi baru yang lebih luas
apa yang mereka telah pelajari di bagian-bagian awal dari siklus belajar. Pada
tahap ini guru juga menciptakan masalah agar siswa mampu memecahkan masalah
dengan menerapkan apa yang telah mereka pelajari
e.
Evaluation
(Evaluasi): Guru dapat mengadakan evaluasi dengan tes pada
akhir setiap tahap.
Referensi :
Jhonson
dkk. Circles of learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar